Yuk Buang Sampah Pada Tempatnya
Sebuah Pendahuluan
Tema kampanye “Yuk Buang Sampah Pada Tempatnya“ sungguh
menggoda imajinasi saya dalam mengartikannya, yang pertama kata-kata “pada
tempatnya” secara harfiah diartikan sebagai “tempat sampah”, sehingga temanya
secara utuh menjadi berbunyi “Yuk Buang Sampah Pada Tempat Sampah”. Adapun
“pada tempatnya” bisa pula diartikan sebagai “tempat yang tepat”, sebagai
contoh kalo kita memilah dan mengelompokkan sampah-sampah kita menjadi sampah
kertas, plastik, logam (besi, aluminium dsb) lalu kita membuangnya di “tempat yang tepat” misalnya pengumpul barang bekas,
atau pemulung maka upaya kita akan berbuah suatu kompensasi materi. Sampah pun
pada “tempat yang tepat” dapat berubah menjadi pupuk, energi gas, listrik dan
lain sebagainya.
Jadi makna “Yuk Buang Sampah Pada Tempatnya” sungguh
sangat luas apabila dikaitkan dengan realita & dinamika ekonomi, sosial dan
teknologi yang berkembang di tengah
masyarakat kita, sehingga sampah tidak hanya dimaknai sebagai sampah belaka
tapi juga memiliki fungsi dan dampak yang lebih luas. Melalui blog ini saya
ingin mengupas kelopak demi kelopak pemahaman sederhana saya mengenai sampah,
penanggulangannya hingga pemanfaatannya.
Make Everyday
Earth Day !
Ingatlah membuang
sampah secara sembarangan adalah perbuatan super egois, tidak bertanggung jawab
& kriminal. Mengapa demikian ? karena akibat membuang sampah secara sembarangan
dan tidak pada tempatnya berpotensi menjadikan sampah sebagai sumber penyakit,
menghancurkan habitat lingkungan perairan, penyebab kebanjiran yang
mengakibatkan hilangnya harta benda hingga nyawa dan kelak kita akan mewariskan
bumi penuh sampah, penyakit dan resiko kematian tersebut kepada anak cucu kita…
Jadi di buku sejarah kelak generasi kita akan dikenang sebagai era penghisap
sumber daya alam paling rakus, pengobar perang dan penghancur lingkungan serta pembunuh
generasi berikutnya. Suatu predikat yang sungguh memalukan untuk dibanggakan.
Oleh karenanya sudah
saatnya kita bangkitkan semangat dan
mengawalinya dari diri kita sendiri untuk lebih peduli dengan alam dan lingkungan
kita dimulai dengan hal sederhana, membuang sampah pada tempatnya. Make Everyday
Earth Day !
Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh
Semboyan diatas
menggambarkan pentingnya kebersamaan dan
peran serta setiap elemen warga, kelompok masyarakat hingga pemerintah dalam
upaya menanggulangi sampah secara terpadu. Tidak mungkin hanya peran satu
warga, satu rumah tangga, satu kelompok masyarakat atau hanya pemerintah saja
dapat membawa perubahan yang signifikan dalam upaya penanggulangan sampah. Adalah
fakta bahwa laju produksi sampah jauh lebih cepat dibanding kinerja penanganan
sampah, sehingga kenyataan ini haruslah membuka nurani kesadaran bahwa kita
harus lebih bersungguh-sungguh dan terlibat lebih aktif dalam upaya menanggulangi
sampah.
Proses tumbuh suburnya kesadaran untuk
membuang sampah pada tempatnya seyogyanya dimulai dari setiap rumah tangga,
sekolah, tempat-tempat ibadah, kelompok dan komunitas sehingga menjadi suatu
sikap, budaya dan kearifan lokal lingkungan kita. Dimulai dengan praktek
sederhana mengenai kebiasaan membuang sampah pada tempatnya dan sesuai jenis
sampahnya (organik dan non oranik) baik di rumah hingga tempat umum, kontrol anggota
keluarga hingga lingkungan sosial masyarakat akan budaya membuang sampah pada
tempatnya dan lain sebagainya.
Sebagai hasil akhir, sinergi warga, kelompok
masyarakat dan pemerintah akan menjadi trisula yang ampuh dalam upaya
menanggulangi sampah secara efektif, dan berkesinambungan. Bersatu Kita Teguh,
Bercerai Kita Runtuh.
Mencegah Lebih Baik Dari Mengobati
Slogan “Mencegah
lebih baik dari mengobati” dalam penanggulangan sampah diartikan sebagai suatu
semangat, pola pikir dan upaya nyata kita dalam membatasi, mengurangi hingga
bahkan meniadakan sampah yang kita hasilkan.
Reduce berarti
mengurangi segala sesuatu yang menghasilkan sampah. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat
digunakan. Dan Recycle berarti
mengolah kembali sampah menjadi barang/produk baru yang bermanfaat.
Susah nggak sih
menerapkan sistem 3R diatas ? ya nggak lah… Ini beberapa contoh kegiatan Reduce sehari-hari:
1.
Mengurangi
penggunaan bahan sekali pakai. Misalnya menggunakan sapu tangan daripada
menggunakan tissue dsb.
2.
Menggunakan
produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya mempergunakan botol minum yang
bisa diisi ulang ketimbang membeli minuman kemasan botol atau plastik sekali
pakai, menggunakan alat tulis yang bisa diisi ulang kembali, menggunakan
baterai isi ulang (rechargable battery) dsb.
3.
Memilih produk
dengan kemasan yang dapat didaur ulang.
4.
Menggunakan media
internet seperti email, social media, e-greeting card, online photo/video
sharing dsb sebagai pengganti surat, fax, undangan dsb.
Adapun contoh
kegiatan Reuse yang dapat kita
lakukan misalnya :
a.
Menggunakan
kertas kado bekas hadiah kita yang masih layak untuk membungkus kado-kado
berikutnya.
b.
Menggunakan sisa
halaman buku tulis tahun ajaran sebelumnya yang masih belum ditulisi.
c.
Manik-manik
gelang hiasan tangan kita yang terurai berceceran jangan langsung kita buang tapi
cobalah merangkainya menjadi suatu gelang kreasi baru yang nggak begitu susah
lho membuatnya asal kita mau belajar membuatnya.
Intinya masih banyak
barang-barang di sekitar kita yang kelihatannya tidak terpakai lagi tapi
sesungguhnya masih dapat kita pergunakan juga sebagai wujud cinta kita kepada
lingkungan dengan mengurangi sampah yang kita hasilkan.
Jadi mari mulai
sekarang marilah kita benahi diri kita untuk mengurangi hal-hal yang bisa menghasilkan
sampah.
From Zero to Hero
Hihi koq seperti
judul film, tapi istilah ini untuk menggambarkan prinsip 3R terakhir yaitu Recycle yang berarti mengolah kembali
(daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.. Contoh
paling sederhana adalah mengolah sampah organik menjadi kompos yang sudah
banyak dilakukan oleh kelompok masyarakat produsen kompos. Ada pula bentuk
mendaur ulang sampah menjadi produk kerajinan seperti produk fashion (tas,
dompet, sandal, kipas, dsb), mainan dan lain sebagainya. Kita bisa koq mengubah sampah-sampah tadi
menjadi suatu kreasi, kerajinan, mainan dan sebagainya melalui contoh, panduan
dsb yang ada di media, tv, dan internet. Kalo orang lain bisa mengapa kita
tidak ?
Yang termutakhir
sampah bahkan dijadikan sebagai bahan baku energi alternatif BBG (bahan bakar
gas metana), energi listrik dan lain sebagainya. Yang perlu diperhatikan adalah
kegiatan mendaur ulang (Recycle) jangan sampai menghasilkan jenis sampah baru
yang mungkin saja lebih berbahaya dari sampah yang dimusnahkan.
Sepenggal Puisi
I always love quotes
and poems, that’s why I wrote this poem about my thoughts, hope and dream for
better Jakarta, our lovely city….
Jakarta bandar indah berjaya
Dimanapun menjulang gedung nan megah
Jangan buang sampah di kali hingga jalan raya
Karena mereka bukanlah tempat sampah
Masyhurlah kabar Indonesia nan indah
Molek negerinya taburkan segala khayal dan hasrat
Impian lingkungan Jakarta yang bebas akan sampah
Menjadi maujud lingkungannya yang nian sehat
Pilu perih ibu pertiwi diselimuti sedu sedannya
Gundah air matanya kembali menyadarkan kita
Selalu ingatlah membuang sampah pada tempatnya
Hakiki cinta kita untuk lingkungan Jakarta