Rabu, 19 Juni 2013

Penanggulangan Sampah di Jakarta









Yuk Buang Sampah Pada Tempatnya


Sebuah Pendahuluan




Sampah ? Di Jakarta sih udah nggak asing lagi ya, suatu fenomena yang tidak terhindarkan bagi kita warga Jakarta… Berserakan dimana-mana, di jalanan, di pasar, di pusat-pusat keramaian bahkan hingga teronggok di kali Ciliwung. Yang jelas, sampah itu bau, menjijikan, pokoknya sangat tidak enak diliat, apalagi sampai terhirup aromanya. Polusi mata, hidung dan mood kita.
Tema kampanye “Yuk Buang Sampah Pada Tempatnya“ sungguh menggoda imajinasi saya dalam mengartikannya, yang pertama kata-kata “pada tempatnya” secara harfiah diartikan sebagai “tempat sampah”, sehingga temanya secara utuh menjadi berbunyi “Yuk Buang Sampah Pada Tempat Sampah”. Adapun “pada tempatnya” bisa pula diartikan sebagai “tempat yang tepat”, sebagai contoh kalo kita memilah dan mengelompokkan sampah-sampah kita menjadi sampah kertas, plastik, logam (besi, aluminium dsb) lalu kita membuangnya di “tempat yang tepat” misalnya pengumpul barang bekas, atau pemulung maka upaya kita akan berbuah suatu kompensasi materi. Sampah pun pada “tempat yang tepat” dapat berubah menjadi pupuk, energi gas, listrik dan lain sebagainya.
Jadi makna “Yuk Buang Sampah Pada Tempatnya” sungguh sangat luas apabila dikaitkan dengan realita & dinamika ekonomi, sosial dan teknologi yang berkembang  di tengah masyarakat kita, sehingga sampah tidak hanya dimaknai sebagai sampah belaka tapi juga memiliki fungsi dan dampak yang lebih luas. Melalui blog ini saya ingin mengupas kelopak demi kelopak pemahaman sederhana saya mengenai sampah, penanggulangannya hingga pemanfaatannya.

Make Everyday Earth Day !
Nggak perlu nunggu 1 tahun sekali untuk perduli dengan lingkungan kita ‘coz everyday in planet earth is earth day..
Ingatlah membuang sampah secara sembarangan adalah perbuatan super egois, tidak bertanggung jawab & kriminal. Mengapa demikian ? karena akibat membuang sampah secara sembarangan dan tidak pada tempatnya berpotensi menjadikan sampah sebagai sumber penyakit, menghancurkan habitat lingkungan perairan, penyebab kebanjiran yang mengakibatkan hilangnya harta benda hingga nyawa dan kelak kita akan mewariskan bumi penuh sampah, penyakit dan resiko kematian tersebut kepada anak cucu kita… Jadi di buku sejarah kelak generasi kita akan dikenang sebagai era penghisap sumber daya alam paling rakus, pengobar perang dan penghancur lingkungan serta pembunuh generasi berikutnya. Suatu predikat yang sungguh memalukan untuk dibanggakan.
Oleh karenanya sudah saatnya kita bangkitkan semangat  dan mengawalinya dari diri kita sendiri untuk lebih peduli dengan alam dan lingkungan kita dimulai dengan hal sederhana, membuang sampah pada tempatnya. Make Everyday Earth Day !

Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh
Semboyan diatas menggambarkan pentingnya  kebersamaan dan peran serta setiap elemen warga, kelompok masyarakat hingga pemerintah dalam upaya menanggulangi sampah secara terpadu. Tidak mungkin hanya peran satu warga, satu rumah tangga, satu kelompok masyarakat atau hanya pemerintah saja dapat membawa perubahan yang signifikan dalam upaya penanggulangan sampah. Adalah fakta bahwa laju produksi sampah jauh lebih cepat dibanding kinerja penanganan sampah, sehingga kenyataan ini haruslah membuka nurani kesadaran bahwa kita harus lebih bersungguh-sungguh dan terlibat lebih aktif dalam upaya menanggulangi sampah.
Dimulai dari kesadaran setiap anggota keluarga, keguyuban kelompok RT/RW, hingga kelurahan dalam kerja bakti kebersihan mingguan atau bulanan  diharapkan dapat menjadi modal awal yang sangat berharga dalam penanganan sampah lingkungan sekitar.
Proses tumbuh suburnya kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya seyogyanya dimulai dari setiap rumah tangga, sekolah, tempat-tempat ibadah, kelompok dan komunitas sehingga menjadi suatu sikap, budaya dan kearifan lokal lingkungan kita. Dimulai dengan praktek sederhana mengenai kebiasaan membuang sampah pada tempatnya dan sesuai jenis sampahnya (organik dan non oranik) baik di rumah hingga tempat umum, kontrol anggota keluarga hingga lingkungan sosial masyarakat akan budaya membuang sampah pada tempatnya dan lain sebagainya.
Disamping itu peranan dan dukungan pemerintah melalui program kebersihan lingkungannya haruslah lebih ditingkatkan misalnya dengan menyediakan lebih banyak lagi tempat-tempat pembuangan sampah, meningkatkan frekwensi penjemputan sampah, pengerukan kali dan mata air yang penuh dijejali sampah,  memperbanyak petugas kebersihan sampah, kebijakan pengelolaan sampah yang lebih modern, inovasi pemusnahan-pemanfaatan sampah dan lain sebagainya.
Sebagai hasil akhir, sinergi warga, kelompok masyarakat dan pemerintah akan menjadi trisula yang ampuh dalam upaya menanggulangi sampah secara efektif, dan berkesinambungan. Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh.
Mencegah Lebih Baik Dari Mengobati
Slogan “Mencegah lebih baik dari mengobati” dalam penanggulangan sampah diartikan sebagai suatu semangat, pola pikir dan upaya nyata kita dalam membatasi, mengurangi hingga bahkan meniadakan sampah yang kita hasilkan.
Bagaimana cara mengurangi sampah yang kita hasilkan ? Salah satu solusinya melalui penerapan sistem 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) yang sederhana, mudah juga murah untuk dipraktekkan.
Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang menghasilkan sampah. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan. Dan Recycle berarti mengolah kembali sampah menjadi barang/produk baru yang bermanfaat.
Susah nggak sih menerapkan sistem 3R diatas ? ya nggak lah… Ini beberapa contoh kegiatan Reduce sehari-hari:
1.     Mengurangi penggunaan bahan sekali pakai. Misalnya menggunakan sapu tangan daripada menggunakan tissue dsb.

2.     Menggunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya mempergunakan botol minum yang bisa diisi ulang ketimbang membeli minuman kemasan botol atau plastik sekali pakai, menggunakan alat tulis yang bisa diisi ulang kembali, menggunakan baterai isi ulang (rechargable battery) dsb.

3.     Memilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang.


4.     Menggunakan media internet seperti email, social media, e-greeting card, online photo/video sharing dsb sebagai pengganti surat, fax, undangan dsb.



Adapun contoh kegiatan Reuse yang dapat kita lakukan misalnya :
a.     Menggunakan kertas kado bekas hadiah kita yang masih layak untuk membungkus kado-kado berikutnya.

b.     Menggunakan sisa halaman buku tulis tahun ajaran sebelumnya yang masih belum ditulisi.

c.      Manik-manik gelang hiasan tangan kita yang terurai berceceran jangan langsung kita buang tapi cobalah merangkainya menjadi suatu gelang kreasi baru yang nggak begitu susah lho membuatnya asal kita mau belajar membuatnya. 
Intinya masih banyak barang-barang di sekitar kita yang kelihatannya tidak terpakai lagi tapi sesungguhnya masih dapat kita pergunakan juga sebagai wujud cinta kita kepada lingkungan dengan mengurangi sampah yang kita hasilkan.
Jadi mari mulai sekarang marilah kita benahi diri kita untuk mengurangi hal-hal yang bisa menghasilkan sampah.


From Zero to Hero

Hihi koq seperti judul film, tapi istilah ini untuk menggambarkan prinsip 3R terakhir yaitu Recycle yang berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.. Contoh paling sederhana adalah mengolah sampah organik menjadi kompos yang sudah banyak dilakukan oleh kelompok masyarakat produsen kompos. Ada pula bentuk mendaur ulang sampah menjadi produk kerajinan seperti produk fashion (tas, dompet, sandal, kipas, dsb), mainan dan lain sebagainya.  Kita bisa koq mengubah sampah-sampah tadi menjadi suatu kreasi, kerajinan, mainan dan sebagainya melalui contoh, panduan dsb yang ada di media, tv, dan internet. Kalo orang lain bisa mengapa kita tidak ?
Yang termutakhir sampah bahkan dijadikan sebagai bahan baku energi alternatif BBG (bahan bakar gas metana), energi listrik dan lain sebagainya. Yang perlu diperhatikan adalah kegiatan mendaur ulang (Recycle) jangan sampai menghasilkan jenis sampah baru yang mungkin saja lebih berbahaya dari sampah yang dimusnahkan.


Sepenggal Puisi
I always love quotes and poems, that’s why I wrote this poem about my thoughts, hope and dream for better Jakarta, our lovely city….

Jakarta bandar indah berjaya
Dimanapun menjulang gedung nan megah
Jangan buang sampah di kali hingga jalan raya
Karena mereka bukanlah tempat sampah

Masyhurlah kabar Indonesia nan indah
Molek negerinya taburkan segala khayal dan hasrat
Impian lingkungan Jakarta yang bebas akan sampah
Menjadi maujud lingkungannya yang nian sehat

Pilu perih ibu pertiwi diselimuti sedu sedannya
Gundah air matanya kembali menyadarkan kita
Selalu ingatlah membuang sampah pada tempatnya
Hakiki cinta kita untuk lingkungan Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar